Saya Dian Ramadani akan membahas Kesehatan Masyarakat Berbasis lingkungan di Willayah Pesisir
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan
ekonomis . Setiap masyarakat terutamanya pada masyarakat nelayan memiliki
pemahaman kesehatan mengenai (konsep sakit sehat) yang berbeda-beda. Setiap
orang yang terganggu kesehatannya akan mencari jalan untuk menyembuhkan dirinya
dari gangguan kesehatan atau penyakit yang di deritanya.
Wilayah pesisir
merupakan satu areal dalam lingkungan hidup yang sangat penting diperhatikan
baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup, maupun
pengelolaan sanitasi lingkungan hidup. Sanitasi lingkungan merupakan salah satu
program prioritas dalam agenda internasional Millennium Development Goals
(MDGs) yang ditujukan dalam rangka memperkuat pembudayaan hidup bersih dan
sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan
masyarakat serta mengimplementasikan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan
akses air minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan dalam pencapaian
MDGs.
Berbagai permaslahan
lingkungan yang dihadapi diwilayah pesisir yaitu tempat pembuangan sampah, sumber air, jamban
keluarga, dan perumahan.:
(Dampak
Lingkungan Akibat Pembuangan Sampah)
Tempat Pembuangan
Sampah, berdasarkan pengalaman belajar
lapangan (PBL) terutama saya mendapatkan diwilayah pesisir. Masyarakat pesisir
lebih banyak membuang sampah dilaut yang dikarenakan tidak ada armada yang
masuk didaerah tersebut, yang anggapan mereka dari pada dibuang di tempat
sampah yang menyebabkan bau tak sedap lebih baik dibuang di laut yang nantinya
akan dibawah oleh arus. Hal ini apabila dikaitkan dengan lingkungan sangat
berpengaruh terhadap kesehatan karena sampah merupakan media tumbuh dan
berkembangnya bakteri dan parasit serta vektor beberapa penyakit. Pembuangan
sampah ke dalam laut juga akan menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti
menyebabkan terjadinya pencemaran air dan menurunnya kadar oksigen terlarut.
(Gambar
Sumur Air Yang Tercemar Bakteri E-Coli)
Sumber air yang ada di wilayah
pesisir barasal dari sumur, dan PDAM yang digunakan untuk mencuci, minum dan
mandi. Tetapi permsalahan yang dialami dari segi sumber air yaitu masih ada
sebagaian masyarakat pesisir jarak antara sumber air dalam hal ini (Sumur)
dengan tempat pembuangan fases kurang dari 10 Meter. Hal ini dapat berakibat fatal bagi kesehatan
karena air tidak boleh mengandung suatu
mikroorganisme misal sebagai petunjuk bahwa air telah dicemari oleh feses
manusia adalah adanya E. coli karena bakteri ini selalu terdapat dalam feses
manusia baik yang sakit, maupun orang sehat serta relatif lebih sukar dimatikan
dengan pemanasan air. Apabila terkontaminasi oleh sumber air yang dapat
dikonsumsi sehari-hari dapat mengakibatkan penyakit infeksi usus serius yang mengakibatkan diare, sakit perut,
dan demam.
(Gambaran Jamban Yang Ada Di Pesisir)
Kriteria jamban bersih adalah
jamban tidak terdapat kotoran disembarangan tempat, lubang jamban tertutup,
lantai kedap air, jamban menggunakan jamban leher angsa, serta lantai tidak
licin serta lantai miring kearah lubang pembuangan. Tetapi hal ini, berbanding
terbalik dengan jamban yang ada diwilayah pesisir Bahwa lebih banyak warga yang
belum memiliki jamban keluarga yang sesuai dengan syarat kesehatan dibandingkan
dengan yang memenuhi syarat kesehatan yaitu masih banyak warga yang buang air
besar di laut (pinggir pantai) dan adapun yang memiliki jamban yaitu jamban
cemplung yang tidak memiliki penutup hal ini dikarenakan pengetahuan,
memerlukan biaya yang besar untuk membuat jamban, terutama yang dilengkapi
dengan septic tank dan juga kondisi lingkungan yang tidak memadai. Dari
kebiasan masyarakat pesisir membuang feses kelaut dapat menyebabkan
penyakit yaitu apabila Kotoran yang
dibuang sembarangan bisa dikerubungi oleh lalat.Jika lalat itu terus menerus
ada di sekitar kita, bakteri yang ada di lalat bisa menyebar ke makanan dan
minuman kita. Jika sudah begitu, kita bisa terkena penyakit diare dan kolera.
(Gambaran
Perumahan Yang Ada Dipesisir)
Dilihat dari rumah
masyarakat pesisir yang masih banyak menggunakan atap rumbia, dinding rumah
yang masih menggunakan papan, lantai rumah yang masih menggunakan papan, serta
masih banyak yang tidak menggunakan plafon rumah dan adapaun yang menggunakan
tidak diseluruh ruangan, sementara rumah sehat yang sesuai dengan standar
kesehatan yaitu apa bila atap terbuat dari genteng atau seng serta memiliki plafon,
dinding rumah permanen atau tembok, dan lantai terbuat dari bahan kedap air dan
tidak lembab (keramik dan ubin).
Oleh karna itu diaharapakan bagi warga masyarakat pesisir untuk lebih memperhatikan masalah sanitasi lingkungan seperti, sanitasi rumah sehat, kebutuhan sumber air bersih, tempat pembuangan sampah, dan jamban keluarga. Sebab derajat kesehatan suatu masyarakat dapat dinilai dari sanitasi lingkungannya. Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan penyuluhan akan pentingnya masalah sanitasi lingkungan. Dan Bagi pemerintah khususnya pihak Dinas Kesehatan , diharapkan lebih memperhatikan masalah sanitasi ligkungan terutama pada masyarakat pesisir, dapat disediakan sarana WC umum/ MCK mengingat kepemilikan jamban masih rendah.
Oleh karna itu diaharapakan bagi warga masyarakat pesisir untuk lebih memperhatikan masalah sanitasi lingkungan seperti, sanitasi rumah sehat, kebutuhan sumber air bersih, tempat pembuangan sampah, dan jamban keluarga. Sebab derajat kesehatan suatu masyarakat dapat dinilai dari sanitasi lingkungannya. Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan penyuluhan akan pentingnya masalah sanitasi lingkungan. Dan Bagi pemerintah khususnya pihak Dinas Kesehatan , diharapkan lebih memperhatikan masalah sanitasi ligkungan terutama pada masyarakat pesisir, dapat disediakan sarana WC umum/ MCK mengingat kepemilikan jamban masih rendah.
Semoga
Bermanfaat
Sekian dan terima kasih sudah berkunjung J
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh